AKUNTANSI DAN MORAL UNTUK BANGSA DAN NEGARA
Apa yang terlintas di pikiran kita saat mendengar istilah ‘Akuntansi’? Sebagian besar masyarakat kita saat mendengar istilah itu berpikir bahwa akuntansi adalah angka, hitung menghitung, dan uang. Padahal pada kenyataannya akuntansi tidak terfokus pada ketiga hal itu saja, banyak hal lain yang bisa mengartikan istilah tersebut.
Apabila dikaji lebih dalam Akuntansi bisa diartikan sebagai seni, sains, dan teknologi. Akuntansi adalah seni, maksudnya dalam proses pengerjaan akuntansi seorang akuntan akan melibatkan perasaan, intuisi, pengalaman, bakat, dan pertimbangan dengan tanpa mengabaikan standar yang telah ditetapkan. Akuntansi adalah sains, maksudnya sebagai seorang akuntan, semua pekerjaan pelaporan keuangan yang dilakukan harus nyata apa adanya, tidak mengada-ada, dan dapat dibuktikan dengan pembuktian secara ilmiah. Akuntansi adalah teknologi, maksudnya hasil dari produk akuntansi yang berupa laporan keuangan harus dapat disajikan/sampai kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan cepat (tepat waktu saat dibutuhkan), dengan menggunakan perangkat lunak salahsatunya, yang nantinya informasi tersebut bisa dijadikan bahan pertimbangan pengambilan keputusan untuk masa yang akan datang.
Seorang akuntan tidak akan lepas dengan pelaporan keuangan yang akan menunjukkan posisi keuangan perusahaan dari laporan keuangan yang ia kerjakan. Mereka harus menunjukkan laporan keuangan yang sebenar-benarnya. Namun kadang pada kenyataannya dengan iming-iming uang yang besar tidak jarang seorang akuntan melakukan tindakan yang tidak bermoral seperti melakukan tindakan fraud dengan cara memanipulasi laporan keuangan demi mendapatkan keuntungan pribadi tanpa memikirkan dampak negatif yang akan terjadi kepada masyarakat luas.
Tindakan yang tidak bermoral seperti itu seperti tidak asing lagi sering terjadi di Negara kita tercinta ini. Sangat miris ilmu akuntansi yang sebenarnya mengandung nilai-nilai moral seperti kejujuran, kesabaran, dan keterbukaan sering kali terlupakan dan bahkan tidak sedikit orang yang mengaku dirinya mengerti akuntansi tetapi melakukan tindakan yang tidak bermoral yang sudah jelas melanggar nilai moral akuntansi itu sendiri. Akuntan yang bersikap seperti itu tidak layak disebut akuntan, itu oknum. Karena seharusnya seorang akuntan harus bisa membawa perubahan yang lebih baik untuk Negeri ini, mencari kebenaran, dan mengungkapkan kebenaran yang terjadi.
Demi terwujudnya perekonomian Indonesia yang lebih baik, semoga masih banyak para penerus bangsa khususnya yang berkecimbung di dunia akuntansi yang berpegang teguh terhadap nilai-nilai moral tanpa tergiur dengan iming-iming yang bersifat duniawi.
YURISSA SUKMANADYA
Mahasiswi Program Studi Akuntansi
Institut Manajemen Wiyata Indonesia
chikakrismautami.blogspot.com
ReplyDeletehttps://deaprasetia.blogspot.com/2018/12/memaknai-akuntansi-dalam-kehidupan_29.html?m=1
ReplyDelete